Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kali ini,
saya akan mempost sebuah cerita. Cerita ini bukan hasil karya saya, tapi saya
dapat dari seseorang *lupa lewat apa, tapi kalau tidak salah saya membacanya di
sebuah majalah*. Yang penting, menurut saya cerita ini sangat menyentuh.
Jadi,
di suatu kampung ada sebuah keluarga. Ada seorang ibu, seorang bapak *tentu
saja*, dan seorang anak laki-laki. Kehidupan mereka tidak mewah, tapi juga
tidak miskin, ya cukup sederhana. Kehidupan mereka juga cuku harmonis, jarang
ada pertengkaran yang terjadi. Si Ibu bekerja sebagai buruh cuci di rumah-rumah
tetangganya, dan si Bapak bekerja sebagai nelayan.
Anak
mereka juga sekolah. Tiap hari, ketika anaknya sekolah, si Bapak langsung pergi
ke laut juga untuk mencari ikan. Sedangkan si Ibu tinggal di rumah untuk
mengurus rumah sekalian mencuci pakaian. Ketika si Bapak pulang, kadang hasil
yang didapat banyak, kadang juga sedikit. Kalau banyak, akan dijual di pasar
dan juga disisakan untuk makan keluarganya. Kalau sedikit, ikan-ikan itu tidak
akan dijual, tapi langsung dimakan. Jadi, bisa dibilang keluarga ini memakan
ikan hampir setiap hari.
Nah,
cerita dimulai disini. Si Ibu, yang tentu saja memasak makanan untuk
keluarganya ini, sangat baik. Makanan yang mereka makan bisa dibilang tidak
terlalu memenuhi untuk mereka bertiga. Jadi, apabila makanan telah siap, si Ibu
dengan baik hati menyuruh si anak dan si Bapak untuk memakan ikan-ikan atau
lauk yang dihidangkan. Sedangkan, si Ibu nantinya hanya memakan kepala ikannya.
Si Ibu melakukan hal tersebut karena kasihan melihat si Bapak yang sangat lelah
karena telah melaut selama berjam-jam, dan juga kasihan melihat si anak yang
telah bersusah payah belajar tekun di sekolah.
Lama-kelamaan,
kebaikan si Ibu ini menjadi kebiasaan. Jika mereka sedang menyantap ikan, si
anak dan si Bapak akan memakan daging ikannya, sedangkan si Ibu hanya memakan
kepala ikan yang disisakan untuknya. Hingga suatu hari, si Ibu berulang tahun.
Si anak dan si Bapak berencana untuk memberikan hadiah untuk si Ibu. Mereka
berfikir hal apa yang paling disukai si Ibu. Lalu, mereka pun mendapatkan
jawabannya dan mencari barang tersebut.
Setelah
mendapatkan barang tersebut, si anak dan si Bapak pun memberikannya kepada si
Ibu. Si Ibu sangat senang karena ternyata si anak dan si Bapak masih mengingat
ulang tahunnya, dan bahkan sampai memberikannya hadiah. Kemudian, si Ibu pun
membuka hadiah tersebut. Alangkah terkejutnya si Ibu ketika mendapati bahwa
hadiah yang diberikan oleh anak dan suaminya adalah kepala ikan.
Si
Ibu kemudian menangis tersedu-sedu akan hal itu. Si anak dan si Bapak bingung,
mengapa si Ibu menangis. Si Ibu kemudian bertanya mengapa si anak dan si Bapak
memberikannya hadiah berupa kepala ikan. Kemudian, si anak menjawab bahwa
mereka memberikan kepala ikan karena mereka mengira ibunya menyukai kepala
ikan, karena setiap kali mereka memakan ikan, ibunya hanya akan memakan
kepalanya, sedangkan dagingnya untuk ia dan bapaknya. Lalu, si Ibu berkata
bahwa sebenarnya ia tidak mau memakan kepala ikan. Ia juga mau memakan daging ikan.
Namun, ia kasihan melihat anak dan suaminya kelelahan karena telah bekerja dan
sekolah. Namun, ternyata anak dan suaminya menganggap lain akan kebaikannya.
Sebenarnya, is juga sangat lelah dan capek. Banyak pakaian yang harus ia cuci.
Belum lagi, ia harus membersihkan rumah, dan juga mengurusi yang lain. Si Ibu
sebenarnya cukup kelaparan, dan sangat ingin memakan ikan tersebut. Tapi, ia
rela melakukan semuanya demi membahagiakan suami dan anaknya.
Lalu,
si anak dan si Bapak pun menyadari akan hal itu. Mereka mengira bahwa hal yang
dilakukan oleh si Ibu adalah hal yang benar-benar ia cintai. Namun, ternyata
tidak.
Yap, memang kadang kita mengira
bahwa seseorang melakukan apa yang ia senangi atau melakukan kebaikan karena
memang ia sebetulnya begitu. Namun, ternyata sebenarnya mereka melakukan hal
tersebut agar orang lain bahagia. Dan, kita pun mengartikan kebaikannya dengan
salah. Sekian post saya. Mohon maaf jika bahasanya kurang ber-EYD . Terima
kasih. Wassalamu’alakikum Wr. Wb.
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kali ini, saya akan mempost sebuah cerita. Cerita ini bukan hasil karya saya, tapi saya dapat dari seseorang *lupa lewat apa, tapi kalau tidak salah saya membacanya di sebuah majalah*. Yang penting, menurut saya cerita ini sangat menyentuh.